Wafa adalah
seorang gadis kecil berumur 7 tahun. Saat ini, dia bersekolah di Albany Rise
Primary School, Melbourne, Australia. Seperti anak-anak seusianya, Wafa juga
masih didominasi sifat kekanak-kanakan. Namun di balik itu semua, ada yang
istimewa pada gadis kecil ini.
Dia
satu-satunya murid di sekolahnya yang mengenakan jilbab. Padahal Wafa
bersekolah di public school, bukan di sekolah Islami.
Gadis kecil
ini tak pernah mau melepas jilbabnya meski saat ini tidak tinggal di Indonesia.
Tak ada paksaan dari orang tuanya untuk mengenakan jilbab. Meski berada di
lingkungan asing, dengan resiko akan ‘diasingkan’ oleh teman-temannya, dia
tetap tidak peduli dan kokoh dengan pendiriannya.
Suatu hari,
Australia sedang dilanda heatwave. Waktu itu suhu bisa mencapai 40 derajat
celcius. Karena kasihan, guru Wafa memintanya untuk membuka jilbab agar tidak
terlalu kepanasan. Namun dengan tenang Wafa menjawab, “Its okay, Miss. I’m
alright,” Sang guru pun sampai menyampaikan kekaguman atas kegigihan Wafa.
Di
kesempatan lain, Wafa ditanya oleh beberapa temannya. “Why do you wear that
thing on your head?” Dengan percaya diri sebagai seorang muslim, dia menjawab,
“Because I’m muslim,” Sang teman rupanya masih penasaran dan bertanya lagi,
“But what you’re wearing that for?” Kembali dengan kepercayaan diri yang
tinggi, Wafa menjawab,”Well, because I’m muslim girl and all muslim girls are
not allowed to show their hair to other people, besides their own family.” Bisa
kita bayangkan betapa takjubnya teman-teman Wafa ketika mendengar jawaban ini.
Entah
bagaimana caranya gadis kecil ini memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan
sebagai seorang muslim. Biasanya anak seusianya sangat takut dianggap berbeda
dari teman-temannya. Akan tetapi tidak untuk Wafa. Dia sangat percaya diri dan
bangga dengan identitasnya sebagai seorang muslim. Tempat yang asing bagi
dirinya pun semakin menempanya untuk tetap bangga sebagai seorang muslim.
Kegigihan Wafa ini rupanya juga diperhatikan oleh guru-gurunya. Dia pun
terpilih sebagai student of the week di minggu pertama dia masuk ke sekolah
tersebut.
Kisah
tentang Wafa yang dikutip dari buku Character Building, karangan Yudha
Kurniawan SP dan Ir Tri Puji Hindarsih tersebut sungguh menginspirasi kita
bahwa identitas sebagai seorang muslim adalah suatu kebanggaan. Di negeri yang
mayoritas non muslim, Wafa mampu menunjukkan kebanggan tersebut. Sungguh ironis
jika di negeri yang mayoritas muslim ini, kita justru malu menunjukkan
identitas diri kita sebagai seorang muslim. Wafa juga memberi pelajaran pada
kita bahwa usia yang masih dini bukanlah halangan untuk menanamkan rasa bangga
sebagai seorang muslim kepada anak. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
Antara lain:
Pertama,
kita bangkitkan kebanggaan menjadi muslim di dada mereka. Sejak awal, kita
tumbuhkan kepercayaan diri yang kuat dan harga diri sebagai seorang muslim,
sehingga mereka memiliki kebanggaan yang besar pada agamanya. Mereka berani
menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim dengan penuh percaya diri.
“Isyhadu bi anna muslimun. Saksikan bahwa aku adalah seorang muslim!”
Kedua, kita
biasakan mereka untuk memperlihatkan identitas sebagai seorang muslim, baik
yang bersifat fisik, mental, maupun cara berpikir. Inilah yang sekarang ini
rasanya perlu kita gali lebih jauh dari khazanah Islam. Bukan untuk menemukan
sesuatu yang baru, melainkan untuk menemukan apa yang sudah dilakukan generasi
terdahulu yang berasal dari didikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga, kita
bangkitkan pada diri mereka al wala’ wal bara’ sehingga memperkuat percaya diri
mereka. Apabila mereka berjalan, ajarkanlah mereka untuk tidak menepi dan
menyingkir karena grogi berpapasan dengan orang non muslim. Kita tidak bersikap
arogan. Kita hanya menunjukkan percaya diri kita sehingga tidak menyingkir
karena gemetar.
Semoga kita
senantiasa istiqamah dan bangga dengan identitas sebagai seorang muslim.
Seperti halnya Wafa dalam kisah di atas. Kebanggaannya sebagai seorang muslim
bak sebuah mahkota yang bukan saja meningkatkan derajat di antara kerumunan
orang lain, melainkan juga memancarkan cahaya yang membuat potensi dan
kemampuannya semakin terlihat.
Sumber: dawaktuna.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar