Suatu hari, saya
sedang membersihkan rumah. Tiba-tiba anak lelaki saya datang, ia masih kecil
waktu itu, ia menjatuhkan satu hiasan yang terbuat dari kaca, dan pecah.
Saya benar-benar marah
ketika itu. Karena hiasan itu amat mahal harganya. Ibu saya telah
menghadiahkannya dan saya amat menyukainya, maka saya menjaganya dengan amat
baik.
Karena terlalu marah, saya melontarkan
kata-kata: "semoga kamu tertimpa dinding bangunan dan tulang-belulangmu
hancur!"... Beberapa tahun berlalu, saya lupa akan doa itu, saya pun tak
menganggapnya penting, dan saya tidak tau bahwa ternyata doa itu telah naik ke
atas langit...
Anakku lelakiku itu
dan saudara-saudarinya yang lain semakin besar. Rasanya, dialah yang paling
saya cintai dari anak2ku yang lain. Dialah yang paling saya khawatirkan. Ia
pula yang paling berbakti kepadaku dibandingkan saudara/i nya yang lain. Dia
telah tamat belajar, bekerja, dan sudah waktunya untuk saya mencarikannya
pasangan... . . Ayahnya memiliki sebuah
gedung tua yang hendak direnovasi.
Maka pergilah anakku
bersama ayahnya ke gedung itu. Para pekerja sudah siap-siap untuk
merenovasinya.... Ditengah-tengah aktivitas mereka, anakku pergi agak jauh dari
ayahnya, para pekerja tidak mengetahui bahwa ada ia disana, bangunan yang
sengaja dirobohkan untuk direnovasi itu jatuh menimpanya......
Anakku berteriak
hingga suaranya tak terdengar lagi. Semua pekerja berhenti. Mereka ketakutan!
Mereka khawatir!... Mereka menyingkirkan dinding yang menghimpit anakku itu
dengan susah payah dan segera memanggil ambulans. Mereka tidak bisa mengangkat
badan anakku. Ia remuk. Seperti kaca yang jatuh, pecah berkeping-keping.
Mereka membawanya
dengan amat sulit dan segera memindahkannya untuk pertolongan lebih lanjut.. .
Ketika ayahnya menghubungi saya untuk mengabarkan hal itu, seakan Allah
menghadirkan kembali apa yang telah saya doakan untuknya dahulu ketika ia kecil.
... Saya menangis
hingga jatuh pingsan. Ketika sadar, saya berada di rumah sakit.. Dan saya
meminta untuk melihat anak saya Ketika melihatnya, ah! Andaikan aku tidak
melihatnya dalam keadaan sebegitu... Saya melihatnya, seakan-akan Allah berkata
"nih, ini doamu kan? Sudah saya kabulkan setelah sekian lama; doa orang
tua itu mustajab, dan sekarang Aku akan mengambilnya..."... Ketika itu,
jantung saya seakan berhenti berdetak..... Anak saya menghembuskan nafas
terakhirnya...
Sembari berteriak dan menangis saya berkata: Andaikan
ia hidup lagi! Tidak mengapa jika dia hancurkan semua perabot rumah.....
Asalkan saya tidak kehilangan ia..! Andaikan saja lidah saya ini terpotong dan
tidak mendoakannya sebegitu! Andaikan... Andaikan... Andaikan... Tetapi,
andaikan kalimat 'andaikan' ini berguna... Risalah kepada para ibu: jangan
terburu-buru mendoakan anakmu ketika sedang marah...
""
Berlindunglah kepada Allah dari godaan setan,... Jika kamu ingin memukulny,
pukul aja, tapi jangan mendoakannya macam-macam, sehingga kalian akan menyesal
seperti saya
Saya menuliskan ini
dengan airmata yang membanjir...
Andaikan ruhku pun
turut bersamamu, nak. Hingga saya bisa beristirahat dari kepedihan yang saya
rasakan sepeninggalmu...
Kisah yang menginspirasi.
Utk keseluruh wanita, doa itu akan terjawab, walau setelah beberapa lama...
*. Semoga dapat
diambil nasehatnya*
Salam
Fenomenal & Penuh Berkah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar